Jika pertanyaannya adalah, seberapa penting menjaga hubungan baik dengan atasan? Dalam PoV HR Development tentu jawabannya adalah sangat penting. Kenapa sangat penting? karena pada dasarnya memiliki hubungan profesional yang baik dengan atasan adalah salah satu kunci utama hasil atau performa kerja yang baik.
Mudahnya saya ilustrasikan sebagai berikut: jika kamu adalah staf atau bagian dari sebuah tim dan memiliki pimpinan atau atasan langsung, instruksi kerja yang dilakukan tentu akan diberikan oleh atasan, begitupun dengan report dan evaluasi yang akan atasan berikan atas pekerjaan yang kamu lakukan.
Kebayang nggak sih jika pada proses relasi profesional diatas, ternyata hubungan kamu dengan atasan tidak terjalin dengan baik atau bahkan terjalin cukup buruk? koordinasi pekerjaan seperti ilustrasi di atas tentu akan sulit berjalan dengan baik. Hal tersebut sedikit banyak akan berdampak pada kualitas output pekerjaan yang kamu lakukan dengan kata lain performa kerja kamu.
Bukan hanya sebatas itu, perfoma kerja juga berdampak cukup banyak pada "Career Path" yang kamu jalani di sebuah perusahaan yang kemudian berdampak pada kesempatan kamu untuk berkembang serta mendapatkan salary atau benefit yang lebih baik dari saat itu.
Jadi, sudah terjawab ya kenapa menjaga hubungan baik dengan atasan adalah hal yang sangat penting? Nah untuk mempermudah kamu menjaga hubungan baik tersebut, berikut tips "3 hal yang perlu kamu hindari untuk menjaga hubungan baik dengan atasan" :
1. Selalu berpikir dari sudut pandang pribadi, tanpa memikirkan hubungan struktural yang ada:
🤬 "Ini gimana sih atasan gue, kerjaan adminstrasi gue kerjain semua?"
🤯 "Ini gimana sih atasan gue, apa apa yang ke lapangan harus gue?"
🥶 "Ini apa sih atasan gue, kayaknya semua kerjaan di gue deh, fungsi atasan apaan ya?"
Dan masih banyak lagi PoV pribadi yang aktualnya belum tentu benar, tetapi membuat pikiran kamu dan hubungan kerja kamu menjadi kurang baik dengan atasan
Dalam konteks diatas, saran saya coba percayakan saja setiap aktivitas kerja yang diberikan adalah bentuk instruksi atasan (yang sudah dipikirkan sebelumnya oleh atasan, dan reasonable)
Jadi dalam menjalakan akan lebih ikhlas dan maksimal
2. Bersikap sama dengan bagaimana atasan bersikap, terutama dalam hal bersikap dominan
🫠"Emangnya cuma dia doang yang bisa marah marah, gue juga bisa!"
😶🌫️ "Jangan karena dia atasan ya jadi bisa bersikap semaunya, kasih teguran kalau gue salah"
Intinya dalam konteks diatas, kamu selalu berpikir jika punya kuasa yang sama dan akan "membalas" atas apa yang atasan kamu lalukan
Padahal aktualnya, sikap dominan yang tetap sesuai porsinya tetap dibutuhkan seorang leader
Menegur tim yang salah dengan cara yang tepat pun boleh dilakukan (seperti tidak ditengah keramaian)
Jadi saran saya dalam konteks ini coba sesuaikan diri dan adaptasi dengan tipe kepemimpinan dan komunikasi dari atasan kamu
Bukan malah merasa juga punya kekuatan yang sama untuk fokus melawan pimpinan
3. Merasa lebih pintar dan atasan dan jadi cenderung kurang menghargai atasan
😒 "Gimana sih atasan gue, ngobrolin kerjaan gitu aja ga ngerti, bisa kerja ga sih?"
😆 "Masa setiap presentasi BOD gue mulu yang jelasin, jangan2 dia ga ngerti"
Poin no.3 ini hal yang sangat perlu dihindari ya, selalu ingat dalam "kompeten" selalu ada aspek "attitude"
Jika merasa pintar dan berpengalaman lalu lupa bagaimana bersikap humble, sopan dan santun, kamu tidak bisa disebut sebagai kompeten
Benar sekali atasan harus memahami apa saja yang timnya kerjakan, namun bukan berarti ada hal yang tidak diketahui menjadikan kamu sebagai tim bisa merendahkan atasan kamu
Dalam konteks diatas, hubungan yang terbangun akan kurang sehat, impresi yang atasan kamu dapatkan terhadap sikap kamu sebagai tim juga kurang baik
Jadi saling menghargai dan tetap humble adalah kunci ya!
Semoga bermanfaat 😊
0 Komentar