Menjadi penanggung jawab di bagian training development saja belum menjamin Anda adalah seseorang yang mampu mengajar atau mendeliver sebuah training. Menjadi staf training dan menjadi trainer adalah dua hal yang berbeda. Anda mampu membuat training need analysis dengan baik, mampu membuat perencanaan training dengan baik, kemudian mampu membuat modul atau materi training yang sesuai dengan kebutuhan. Apakah poin – poin tadi kemudian sudah pasti menjadikan Anda mampu mengajar training sebagai trainer ? Jawabannya adalah belum tentu.

    
      Menjadi seorang trainer, berbicara di depan peserta training. Tentu ada skill set yang harus Anda pelajari dan kembangkan. Berikut adalah 9 langkah untuk memberikan training seperti trainer professional. Mari kita bahas satu – persatu.

  • Pertama adalah Persiapkan Materi dengan Matang.
          Sebagai seorang trainer, menyiapkan materi dengan matang adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Ketika Anda menyiapkan materi dengan matang, Anda akan lebih menguasai  materi, Hal tersebut berdampak kepada semakin mudah-nya Anda menyampaikan materi tersebut.                Pastikan Anda menguasai poin per-poin materi yang Anda buat, hal ini juga untuk meminimalisir Anda melakukan aktivitas melihat  ke materi di layar secara berlebihan. Pandangan Anda disarankan lebih banyak diberikan kepada audience dibandingkan melihat ke layar sambil membaca materi training.
           Jika tiba – tiba Anda merasa mulai mengalami gerogi dan lupa dengan materi yang sedang Anda jelaskan, tidak perlu memberikan improvisasi terlalu jauh kepada audience. Hadapi dengan tenang dan coba fokus melihat kembali materi yang Anda maksudkan sebelumnya.

  • Kedua adalah  Memperhatikan Personal Grooming.
          Sebagai seorang trainer personal grooming atau kerapihan penampilan  adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Berpakaian formal atau casual dan terlihat rapih serta professional adalah paket lengkap Anda sebagai seorang trainer.
          Well groomed bukan berarti Anda harus menggunakan barang – barang dengan harga yang mahal, full make up atau bahkan over make up untuk wanita, terlihat sangat kaku dan formal untuk pria.
          Well groomed adalah kemampuan Anda untuk berpakaian dan berpenampilan rapih dari ujung kaki hingga kepala sesuai dengan konteks acara yang sedang Anda jalankan, dalam hal ini adalah sebagai seorang trainer.

  • Ketiga adalah Mempersiapkan Kepercayaan Diri Anda.
          Sebagai seorang trainer kepercayaan diri adalah salah satu aspek utama yang perlu dikembangkan. Kepercayaan diri ini akan berdampak ke banyak hal jika Anda adalah seorang trainer.
          Kepercayaan diri adalah hal atau modal utama Anda jika ingin memberikan traning sebagai seorang trainer. Dengan Anda percaya diri tentu akan meminimalisir rasa gerogi atau gugup berbicara di depan audience.
          Cara paling mudah untuk meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum adalah perbanyak intensitas berbicara atau mengemukakan pendapat dalam sebuah group formal maupun non formal.

  • Keempat adalah Memberikan 1st Impression Terbaik.
          Sebagai seorang trainer 1st impression adalah kuncian utama kelancaran proses training selain hal – hal lain yang perlu disiapkan tentunya.
    Jika audience sudah memiliki 1st impression yang baik terhadap Anda, contoh : cara berkomunikasi, cara berpakaian, dll. Anda akan lebih mudah untuk menjadi bagian dari audience yang Anda berikan pengajaran. Dari 1st impression yang baik akan timbul respect dan kepercayaan serta ketertarikan, hal ini akan berdampak pada efektivitas berjalannya sebuah training.

  • Kelima adalah Memperhatikan Bahasa Tubuh & Ekspresi Wajah.
          Sebagai seorang trainer body language atau Bahasa tubuh adalah nilai yang sangat penting untuk menjaga ketertarikan dan perhatian peserta terhadap trainer dalam proses training.
          Selain itu ekspresi wajah yang ekspresif dan cenderung cheerful serta friendly menjadi hal yang berguna untuk membangun ambience menyenangkan di dalam kelas training yang Anda berikan. Coba Anda bayangkan, jika saat mengajar Anda cenderung pasif dan minim ekspresi. Bagaimana audience akan melihat Anda dan mau meluangkan waktu serta perhatiannya untuk fokus terhadap Anda.

  • Keenam adalah Menjaga intonasi suara.
          Sebagai seorang trainer intonasi suara menjadi hal yang sangat penting untuk menyampaikan sebuah materi, kapan harus menekankan sebuah kalimat atau berbicara biasa saja.
    Menjaga intonasi suara juga dapat menghindarkan kesan monoton dan membosankan pada peserta training, sehingga training berjalan lebih efektif dan maksimal.

  • Ketujuh adalah Menjaga kecepatan berbicara.
          Sebagai seorang trainer kecepatan berbicara menjadi hal yang sangat penting, menjaga tempo berbicara secara stabil akan berdampak pada konsistensi kecepatan berbicara selama menjadi trainer.
    Dengan menjaga kecepatan berbicara, hasilnya Anda akan terlihat lebih professional dan expert dalam  menyampaikan sebuah materi. Peserta akan lebih percaya dan respect dengan Anda sebagai seorang trainer.
         Yang sering terjadi jika Anda baru dan masih belajar menjadi seorang trainer, terkadang gugup atau gerogi berpengaruh besar terhadap ketenangan berbicara dan membuat Anda berbicara lebih cepat dari biasanya.

  • Kedelapan adalah Menciptakan Interaksi dengan Peserta.
          Sebagai seorang trainer Anda disarankan untuk membagi pandangan antara materi dan peserta, serta menjaga eye contact selama training berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan interaksi dan komunikasi dua arah antara Anda sebagai trainer dan peserta, hasil akhirnya akan timbul engagement yang baik antara trainer dan peserta. 

  • Kesembilan adalah Menutup Training dengan Good Impression.
          Sebagai seorang Trainer, Anda wajib mengucapkan terima kasih kepada peserta atas perhatian dan partisipasi yang telah diberikan di akhir proses training. Jika Anda memulai training dengan impresi terbaik kepada peserta, maka pastikan Anda wajib mengakhiri training dengan impresi terbaik juga bagi peserta.

      Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Anda akan mengadakan pelatihan atau training kembali dengan kelas dan peserta yang sama. Sehingga impresi Anda sudah baik dimata peserta dari pengalaman proses training yang pertama.